HUT RI 70 Lingkungan Sekolah Mahanaim
Pada tanggal 16 Agustus 2015, Sekolah Mahanaim mengadakan acara Jalan Santai bersama warga di lingkungan sekolah. Acara Jalan Santai yang di-panitia-i para guru dan beberapa murid SMK Mahanaim diadakan sehubungan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 70.
Acara dimulai pada pukul 06.30 dan diakhiri setelah pembagian Door Prize dan foto bersama warga dan panitia pada pukul 09.00.
Acara dimulai pada pukul 06.30 dan diakhiri setelah pembagian Door Prize dan foto bersama warga dan panitia pada pukul 09.00.
Various SMK Mahanaim Moment
Pasti Bisa | Seorang pemain gelandang University of Louisiville bermimpi ingin menjadi pemain football yang profesional.Tetapi sayang waktu sesudah wisuda ternyata tidak ada satupun klub yang berniat menawarinya masuk dalam tim mereka.
Anak muda ini tidak menyerah begitu saja, dia lalu mencoba
mengirim lamaran ke beberapa tim dan akhirnya dapat juga kesempatan
dicoba di Pittsburgh Steelers. Tapi sekalipun dia sudah coba sekeras mungkin, dia akhirnya
tetap ditolak juga. Banyak dari teman-temannya bilang, "Kamu tuh sial
banget yach! Tempat kamu bukan di sini kali! Udah gantung sepatu aja!". Tetapi dia tetap nekat masuk ke klub lain, kirim lamaran, tapi lagi-lagi dia tetap tidak berhasil.
Kebanyakan orang ketika mengalami gagal berkali-kali terus menyerah, namun anak muda ini tetap tidak menyerah. Dia tahu betul bagaimana kemampuannya dan meyakini bahwa
suatu saat pasti impiannya menjadi kenyataan. Dia tetap sabar, tekun,
terus latihan dan berusaha meraih kesempatan.
Pada suatu saat, dia mendapat undangan untuk dicoba di Tim Baltimore dan.... dia berhasil mencetak tiga gol berturut-turut.
Sejak saat itu, kariernya melesat dan dia tercatat menjadi
pemain gelandang terbaik yang pernah main di NFL, dialah Johnny Unitas. Karena kegigihan, kesabaran, ketekunan, kemauan untuk terus
berlatih, dan sikap optimis, sang pemuda yang berulang kali ditolak,
malah menjadi pemain terbaik di NFL.
Di dalam Tuhan, sebenarnya kita bisa meraih semua
mimpi-mimpi kita. Terkadang yang membuat kita gagal itu sebenarnya
adalah diri kita sendiri, bukan kegagalannya. Kalau kita fokus pada sasaran mimpi kita dan punya
keyakinan kalo kita bisa, pasti suatu saat mimpi kita akan menjadi
kenyataan. Tidak semua kesuksesan itu diraih dengan cara mudah dan
instan.
Jatuh bangun sewaktu membangun mimpi adalah hal biasa.
Hanya orang yang tidak berhenti untuk mencoba yang suatu saat bakal
meraih impiannya. Andalkan Tuhan, bulatkan tekad, dan jangan berhenti untuk
terus mencoba, maka suatu saat pasti kesempatan emas terbuka untuk
meraih impian.
"Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan Allahmu, menyertai engkau kemanapun engkau pergi."
( Yosua 1 : 9 )
( Yosua 1 : 9 )
Campus Recruitment - Royal Caribbean & NCL Cruiseship
Merubah Fokus | Ini adalah sebuah wawancara yang benar-benar luar biasa
dengan Rick Warren, penulis Purpose Driven Life dan pastor dari Gereja
Saddleback di California.
Dalam sebuah wawancara dengan Paul Bradshaw, Rick Warren
mengatakan: Orang-orang bertanya kepada saya, apa tujuan dari hidup? Dan
jawab saya adalah: secara ringkas, hidup adalah persiapan untuk
kekekalan.
Kita diciptakan untuk hidup selama-lamanya, dan Tuhan
menginginkan kita untuk bersama-sama dengan Dia di surga. Suatu hari
jantung saya akan berhenti, dan itu akan menjadi akhir dari tubuh saya
tapi bukan akhir dari saya.
Saya mungkin hidup 60 sampai 100 tahun di bumi, tapi saya
akan menghabiskan trilyunan tahun dalam kekekalan. Ini adalah sekedar
pemanasan, persiapan untuk yang sesungguhnya.
Allah menginginkan kita melatih di dunia apa yang akan kita
lakukan selamanya dalam kekekalan. Kita diciptakan oleh Allah dan untuk
Allah, dan sampai engkau bisa memahami hal itu, hidup tidak akan pernah
masuk akal.
Hidup adalah sebuah seri dari masalah-masalah: apakah
engkau sedang dalam masalah sekarang, baru saja selesai dari satu
masalah, atau akan segera masuk dalam satu masalah.
Alasan untuk ini adalah: Tuhan lebih tertarik kepada karaktermu daripada kesenangan / kenyamanan hidupmu.
Tuhan lebih tertarik untuk membuat hidupmu suci daripada
membuat hidupmu senang. Kita bisa cukup senang di dunia, tapi itu
bukanlah tujuan darihidup. Tujuannya adalah pertumbuhan karakter, dalam
kemiripan kepada Kristus.
Setahun terakhir ini telah menjadi tahun yang paling hebat
dalam hidup saya tapi juga tahun yang paling sulit, dengan istri saya,
Kay, terkena kanker.
Dulu saya terbiasa berpikir bahwa hidup adalah bukit dan
lembah suatu saat kamu melalui masa-masa gelap, kemudian kamu naik ke
puncak, bolak-balik seperti itu. Saya tidak percaya itu lagi.
Hidup bukannya dalam bentuk bukit dan lembah, sekarang saya
percaya bahwa hidup adalah seperti 2 rel di rel kereta api, dan pada
setiap waktu kamu mengalami sesuatu yang baik dan sesuatu yang buruk
dalam hidupmu. Tidak penting seberapa baiknya berbagai hal terjadi dalam
hidupmu, selalu ada hal-hal yang buruk yang perlu diselesaikan.
Dan tidak peduli seberapa buruknya yang terjadi dalam
hidupmu, selalu ada sesuatu yang baik dimana engkau bisa bersyukur
kepada Tuhan.
Engkau bisa fokus pada tujuan hidupmu, atau engkau bisa fokus pada masalahmu. Jika engkau fokus pada masalahmu, engkau akan menjadi terpusat pada dirimu (self-centeredness) , masalahku, urusanku, sakitku.
Tapi satu cara yang paling mudah untuk menyingkirkan rasa
sakit itu adalah dengan melepaskan fokusmu pada dirimu sendiri dan mulai
memfokuskan diri kepada Allah dan kepada sesama.
Kami dengan cepat menemukan bahwa walaupun didoakan oleh
ratusan ribu orang, Tuhan tidak akan menyembuhkan Kay atau meringankan
penderitaannya. Keadaan sangat sulit untuk dia, tapi Allah sudah
memperkuat karakternya, memberinya pelayanan menolong orang lain,
memberinya sebuah kesaksian, menarik dia lebih dekat lagi kepada Allah
dan kepada sesama.
Engkau harus belajar untuk berhadapan dengan hal yang baik
maupun yangburuk dalam hidup. Sebenarnya, terkadang berurusan dengan
yang baik bisa lebih sulit. Sebagai contoh, dalam setahun terakhir ini,
secara begitu tiba-tiba, ketika sebuah buku terjual 15 juta buah, hal
itu membuat saya langsung sangat kaya.
Itu juga membawa banyak kepopuleran yang belum pernah saya
hadapi sebelumnya. Saya pikir Allah tidak memberimu uang ataupun
kepopuleran untuk ego dirimu sendiri atau untuk engkau hidup
enak-enakan.
Jadi saya mulai bertanya kepada Allah apa yang Ia inginkan
untuk saya lakukan dengan uang, kepopuleran, dan pengaruh ini. Dia
memberiku 2 pasal yang berbeda yang menolong saya menentukan apa yang
harus dilakukan, 2Korintus 9 dan Mazmur 72.
Pertama,meskipun ada begitu banyak uang yang kami terima,
kami tidak akan mengubah gaya hidup kami sedikitpun. Kami tidak
melakukan pembelian besarapapun.
Kedua, mulai sekitar tengah tahun lalu, saya berhenti mengambil gaji dari gereja.
Ketiga, kami mendirikan yayasan-yayasan untuk mendanai
sebuah inisiatif yang kami sebut The Peace Plan: untuk mendirikan
gereja, memperlengkapi pemimpin-pemimpin, menolong orang miskin, merawat
yang sakit, dan mendidik generasi masa depan.
Keempat, saya menjumlahkan semua yang telah gereja bayarkan
kepada saya selama 24 tahun sejak saya memulai gereja, dan saya
mengembalikan semuanya. Terasa sangat membebaskan untuk bisa melayani
Allah secara cuma-cuma.
Kita harus bertanya pada diri kita: Apakah saya akan hidup untuk kekayaan? Popularitas? Apakah saya akan diarahkan oleh tekanan? Perasaan bersalah? Kepahitan? Materialisme? Atau saya akan diarahkan oleh rencana-rencana Allah untuk
hidup saya? Ketika saya bangun pagi, saya duduk di sisi tempat tidur
saya dan berkata, Tuhan, jika saya tidak menyelesaikan satu halpun pada
hari ini, saya ingin mengenal Engkau lebih lagi dan mengasihi Engkau
lebih lagi.
Tuhan tidak meletakkanmu di bumi hanya untuk mengisi daftar
hal-hal yang harus dikerjakan. Dia lebih tertarik kepada siapa saya
daripada apa yang saya lakukan. Karena itulah kita disebut human beings,
bukan human doings.
Dalam masa-masa yang menyenangkan, PUJI TUHAN.
Dalam masa-masa sulit, CARI TUHAN.
Dalam masa-masa tenang, SEMBAH TUHAN.
Dalam masa-masa yang menyakitkan, PERCAYAI TUHAN.
Setiap saat, BERSYUKURLAH KEPADA TUHAN.
Dalam masa-masa sulit, CARI TUHAN.
Dalam masa-masa tenang, SEMBAH TUHAN.
Dalam masa-masa yang menyakitkan, PERCAYAI TUHAN.
Setiap saat, BERSYUKURLAH KEPADA TUHAN.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)